Lompat ke konten
Kategori Home » Ilmu Psikologi » Proses Disosiatif

Proses Disosiatif

  • oleh

Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan system social masyarakat bersangkutan.

Apakah suatu masyarakat lebih menekankan pada salah satu bentuk oposisi, atau lebih menghargai kerja sama, hal itu tergantung pada unsure-unsur kebudayaan terutama yang menyangkut system nilai, struktur masayarakat dan system sosialnya. Factor yang paling menentukan adalah system nilai masyarakat tersebut.

Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawanseseoran atau sekelompok manusia, untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya makanan, tempat tinggal serta lain-lain factor telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Perlu dijelaskan bahwa pengertian struggle for existence juga dipakai untuk menunjuk kepada suatu keadaan di mana manusia yang satu tergantung pada kehidupan manusia yang lainnya, keadaan mana menimbulkan kerja sama untuk dapat tetap hidup. Perjuangan ini mengarah pada paling sedikit tiga hal yaitu perjuangan manusia melawan sesame, perjuangan manusia melawan makhluk-makhluk jenis lain serta perjuangan manusia melawan alam.

Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :

a.Persaingan (competition)

b.Kontravensi (contravention)

c.Pertentangan atau pertikaian (conflict)

a.Persaingan (competition)

Adalah suatu proses social, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia   yang   bersaing,   mencari   keuntungan   melalui   bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik  perseorangan  maupun  kelompok  manusia)  dengan  cara  menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Ada beberapa bentuk persaingan, di antaranya :

1)Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen.

2)Persaingan   kebudayaan.   Menyangkut   persaingan   kebudayaan, keagamaan,   lembaga   kemasyarakatan   seperti   pendidikan,   dan sebagainya.

3)Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang.

4)Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk   tubuh,   maupun   corak   rambut   dan   sebagainya,   hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaanperbedaan dalam kebudayaan.

Persaingan  dalam  batas-batas  tertentu  dapat  memiliki  beberapa  fungsi, antara lain :

1)Menyalurkan  keinginan-keinginan  individu  ata  u  kelompok  yang bersifat kompetitif

2)Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.

3)Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan social

4)Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang akhirnya akan menghaslkan pembagian kerja yang efektif.

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai factor, antara lain :

1)Kepribadian seseorang

2)Kemajuan masyarakat

3)Solidaritas kelompok

4)disorganisasi

b. Kontravensi (contravention)

pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

1) Bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese, dan Howard

Becker, ada 5, yaitu :

a)Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,  perbuatan  kekerasan,  dan  mengacaukan rencana pihak lain.

b)Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan  umum,  memaki  melalui  selembaran  surat,  mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya.

c)Yang  intensif  mencakup  penghasutan,  menyebarkan  desas desus, mengecewakan pihak lain, dsb.

d)Yang   rahasia,   seperti   mengumumkan   rahasia   pihak   lain, perbuatan khianat, dll.

e)Yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain, seperti dalam kampanye parpol dalam pemilihan umum.

2. Tipe-tipe Kontravensi

von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi yaitu kontravensi generasi masyarakat 9 bentokan antara generasi muda dengan tua karena perbedaan latar belakang pendidikan, usia dan  pengalaman),  kontravensi  yang  menyangkut  seks (hubungan suami  dengan  istri  dalam  keluarga)  dan  kontravensi  parlementer (hubungan  antara   golongan   mayoritas  dengan  minoritas  dalam masyarakat  baik  yang  menyangkut  hubungan  mereka  di  dalam lembaga-lembaga    legislative,    keagamaan,    pendidikan,    dan seterusnya).

Selain tipe-tipe umum tersebut ada ada pula beberapa kontravensi yang sebenarnya terletak di antara kontravensi dan pertentangan atau pertikaian,yang dimasukkan ke dalam kategori kontravensi, yaitu :

a)Kontravensi antar masyarakat

b)Antagonism keagamaan

c)Kontravensi intelektual

d)Oposisis moral

Kontravensi,   apabila   dibandingkan   dengan   persaingan   dan pertentangan bersifat agak tertutup atau rahasia.

c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses social di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Peyebab terjadinya pertentangan, yaitu :

1)Perbedaan individu-individu

2)Perbedaan kebudayaan

3)Perbedaan kepentingan

4)Perbedaan sosial

Pertentangan-pertentangan  yang  menyangkut  suatu  tujuan,  nilai  atau kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan social di dalam srtuktur social tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut bersifat positif.

Masyarakat  biasanya  mempunyai  alat-alat  tertentu  untuk  menyalurkan benih-benih permusuhan, alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-valve institutions yang menyediaka objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai ke arah lain. Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :

1)Pertentengan pribadi

2)Pertentangan rasial

3)Pertentangan antara kelas-kelas social, umumnya disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.

4)Pertentangan politik

5)Pertentangan yang bersifat internasional.

dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :

1)Bertambahnya  solidaritas “in-group”  atau  malah  sebaliknya  yaitu terjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok

2)Perubahan kepribadian

3)Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *