Lompat ke konten
Kategori Home » Arsitektur » Polusi Udara Ruang Dalam

Polusi Udara Ruang Dalam

  • oleh

Permasalahan polusi udara kota tidak dapat dilepaskan dari polusi udara di dalam bangunan, karena kualitas udara ruang dalam berkaitan dengan atmosfer luar. Polusi udara di dalam bangunan mempunyai kontribusi terhadap polusi udara di kota. Konsentrasi polutan di Iingkungan ruang dalam, seperti NO2, CO dan VOC, diyakini dapat   beberapa   kali   lebih   tinggi   daripada   konsentrasi   polutan   di   luar ruangan (Bridgman, Warner dan Dodson, 1995). Jadi sebenarnya polusi ruang dalam bisa lebih buruk daripada polusi ruang luar.

Kenyataan   menunjukkan   bahwa   sebagian   besar   penduduk   kota menghabiskan waktunya di dalam ruang; bahkan di Amerika Serikat hampir 90% penduduk kotanya menghabiskan waktu seharian di dalam ruang, sehingga otomatis kondisi   udara   ruang   dalam   sangat   berpengaruh.   Di   kota-kota   besar,   untuk menghemat energi dibangunlah gedung-gedug tinggi yang tertutup, tanpa jendela dan  ventilasi  udara,  serta  memakai  pengkondisian  udara  buatan,  baik  berupa pendingin ruang (AC) maupun pemanas ruang (heater). Akibatnya penghuni seperti terperangkap dalam ruang dengan udara yang terkontaminasi, yang menyebabkan terganggunya kesehatan. Situasi seperti ini dikenal sebagai sick building syndrome atau  sindrom  bangunan  tinggi.  Gejalanya  adalah  penghuni  mengeluh  masalah pernapasan, iritasi, pusing, dan kelelahan selama berada da bekerja di gedung tersebut.

Menurut Pilatowicz (1995) ada dua sumber utama polusi ruang dalam, yaitu:

  • bangunan itu sendiri
  • pemakai bangunan

Sumber polusi dari bangunan berasal dari eksterior (ruang luar), bahan bangunan yang dipakai, sistem konstruksi, sistem HVAC (pemanasan, ventilasi, pendinginan ruang), atau masalah pemeliharaan bangunan. Sedangkan sumber polusi yang berasal dari pemakai bangunan berhubungan dengan pemakai itu sendiri, karena tubuh  manusia  mengandung  banyak  partikel  polutan  terutama  dari  kulit  yang menghasilkan sejumlah besar 002. Selain dari tubuh, kegiatan pemakai seperti memasak,   pembakaran   gas   atau   minyak,   merokok,   dan   sebagainya   akan menghasilkan polutan partikel dan gas di dalam ruang.

Asap rokok, gas dari kompor, gas dari pemanas air untuk mandi merupakan sumber polutan udara. Asap rokok mengandung polutan partikel, NO, logam dan senyawa lorganik, hidrogen sulfida, formaldehida, nikotin dan senyawa-senyawa berbahaya lainnya. Asap rokok merupakan residu, yang dapat menempel di tirai, karpet,  sofa  dan  bahan-bahan  lainnya.  Gas  dari  kompor  dan  pemanas  air mengandung  polutan  partikel,  VOC,  NO,  dan  CO.  Pada  beberapa  kasus, konsentrasi polutan-polutan tersebut beberapa kali lebih tinggi daripada polutan di ruang luar. SO2 dan 03 dapat masuk ruangan melalui pertukaran udara. Kedua gas tersebut dapat cepat bergerak dan bereaksi dengan permukaan-permukaan interior: SO2 dengan karpet dan kulit; 03 dengan karet, plastik dan bahan-bahan lainnya. Polutan partikel seperti debu, spora, asbes, menempel di permukaan, yang dapat menimbulkan masalah bagi saluran pemapasan, asma, dan alergi. Polutan-polutan di dalam ruang mempunyai konsentrasi lebih tinggi di siang hari, ketika banyak terjadi kegiatan.

Senyawa-senyawa organik yang dapat berupa senyawa toksik, yang sangat berbahaya bagi kesehatan, banyak dikandung oleh bahan bangunan, perabot, obat pembersih  ruang,  cat,  dan  sebagainya.  Sebagai  contoh  adalah  formaldehida, terutama pada bangunan baru, dihasilkan atau dikeluarkan oleh bahan perekat atau lem serta resin urea-formaldehida yang banyak dipakai pada konstruksi bangunan.

Konsentrasi tinggi formaldehida dapat merusak saluran pernapasan dan mengiritasi mata.

Sumber lain polusi udara dalam ruang adalah bakteri, jamur, lumut, bulu binatang, dan debu-debu yang sangat kecil. Jumlah polutan tersebut semakin tinggi di ruangan yang lembab dan pengap. Sumber lain yang juga berbahaya adalah radon, gas radioaktif yang muncul dari dalam tanah. Radon masuk ke dalam ruangan melalui lantai saat terdapat perbedaan tekanan sangat kecil antara atmosfer ruang luar dan ruang dalam. Udara di dalam ruang menjadi lebih hangat daripada udara di luar. Radon mempunyai efek jangka panjang, terutama dapat menyebabkan kanker paru-paru. Gambar 10.2 menunjukkan jenis polutan yang banyak dijumpai di dalam ruang.

Gambar Polutan di dalam ruang

Referensi : Universitas Gadjah Mada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *