Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang menonjol lagi. Sebenannya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek.
Dalam hubungan ini pun perlu disayangkan karena diantara para ahli ekonomi belum ada communis opinio tentang apa yang disebut modal, sehingga karena begitu banyaknya pendapat-pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang bertentangan satu dengan lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita. Arti dan faktor produksi modal dalam sejarahnya adalah berkembang sesuai dengan perkembangan artian modal itu sendiri secara alamiah. Pada permulaaannya, orientasi pengertian modal adalah physical oriented.
Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian modal yang klasik di mana anti modal adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-.barang modal, meskipun dalam hal ini sebenarnya juga belum ada penyesuaian pendapat diantara para ahli ekonomi diri. Dalam hubungan ini baiklah
dikemukakan beberapa pengentian modal menurut beberapa penulis. Lutge mengartikan modal hanyalah dalam arti uang (Geldkapital). Schwiedland memberikan pengertian modal dalam arti yang lebih luas, di mana modal itu meliputi modal dalam bentuk uang (Geldkapital) maupun dalam bentuk barang (Sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain sebagainya. Kemudian ada beberapa penulis yang menekankan pada kekuasaan menggunakannya, yaitu antara lain J.B. Clark. A.Amonn, J. von Komorynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.
Dalam hubungan ini perlu dikemukakan adanya pengertian modal abstrak dan penganjur utama dan pengertian tersebut dapatlah disebut J.B. Clark, di mana dia mengatakan: Capital is this permanent fund of productive goods, the identity of whose component elements is forever changing. Capital goods are the shining component part of this permanent aggregate. Untuk pengertian modal abstrak digunakan istilah
Capital dan untuk modal konkrit digunakan istilah Capital goods.
Modal abstrak digambarkan sebagai air terjun (waterfall) di mana air terjunnya adalah tetap sedangkan tetesan airnya selalu berganti-ganti. Oleh Fisher diberikan istilah lain untuk modal konkrit adalah capital goods dan untuk modal abstrak adalah capital value. Capital value dari suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu adalah relatif permanen, sedangkan sementara itu capital goods nya mengalami perubahan-perubahan atau pergantian-pergantian.
Prof. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dan barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedang yang dimaksudkan dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam ftrngsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.
Yang dimaksud dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal. Dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam neraca sebelah kredit.Prof. Polak mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit.
Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca sebelah debet.Prof. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-barang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet, maupun berupa daya beli dan atau nilai tukar dan barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit.
Jadi yang tercatat di sebelah debet dan neraca disebut modal konkrit dan yang tercatat di sebelah kredit disebut modal abstrak. Apabila kita melihat neraca suatu perusahaan maka selain menggambarkan adanya modal konkrit dan modal abstrak, daripadanya akan nampak 2 gambaran modal, yaitu bahwa neraca di satu pihak menunjukkan modal menurut bentuknya (sebelah debet) dan di lain pihak menurut sumbemya atau asalnya (sebelah kredit). Modal yang menunjukkan bentuknya ialah apa yang disebut modal aktif, sedangkan modal yang menunjukkan sumbernya atau asalnya ialah apa yang disebut modal pasif.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa modal aktif ialah modal yang tertera di sebelah debet dan neraca, yang menggarnbarkan bentuk-bentuk bagaimana seluruh funds yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian modal pasif ialah modal yang tertera di sebelah kredit dan neraca yang menggambarkan sumber-sumber darimana dana diperoleh.
Apabila pengertian modal aktif dan pasif di satu pihak dihubungkan dengan pengertian modal abstrak dan konkrit di lain pihak, maka dapatlah dikatakan bahwa modal aktif itu termasuk dalam pengertian modal konkrit, sedangkan modal pasif termasuk dalam pengertian modal abstrak. Elemen-elemen modal aktif akan selalu berubah-ubah, akan selalu berganti-ganti baik dalam waktu yang pendek (kas, efek, piutang, barang), maupun dalam jangka waktu yang panjang (aktiva tetap). Sedangkan nilai dan modal pasif dalam jangka waktu tertentu adalah relatif permanen.