Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usahausaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Secara singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional, dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan.
Proses asimilasi timbul bila ada:
- Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
- Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
- Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah:
- Toleransi
- Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
- Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
- Perkawinan campur (amalgamation)
- Adanya musuh bersama di luar.
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah:
- Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
- Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
- Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah.
- In-group feelingyang kuat.
- Golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
- Perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi