Lompat ke konten
Kategori Home » Farmasi » Pengaruh Stress Terhadap Produksi Metabolit Sekunder

Pengaruh Stress Terhadap Produksi Metabolit Sekunder

  • oleh

Pengaruh ‘stress’ terhadap produksi metabolit sekunder telah banyak diteliti. Secara garis besar banyak kondisi ‘stress’ yang menguntungkan produksi metabolit  sekunder.  Seperti  diketahui  pada  fase  pertumbuhan  biosintesis metabolit sekunder berjalan amat lambat bahkan seringkali belum dimulai, tetapi setelah fasa pertumbuhan berakhir maka produksi metabolit sekunder segera mulai.

Menurut Grime (1984) yang dimaksud dengan istilah ‘stress’ dalam tumbuhan   adalah   suatu   keadaan   hambatan   ekstemal   yang   membatasi kecepatan  produksi  bahan  kering  dari  semua  bagian  tumbuhan,  misalnya kekurangan air, cahaya, mineral, dan suhu di atas atau di bawah optimal. Di alam  kekurangan  tersebut  sangat  erat  hubungannya  dengan  lingkungan. Batasan menurut Grime tersebut dapat diambl alih dan berlaku untuk sel atau jaringan  dalam  kulturdalam  hal  ini  ‘stress’  adalah  segala  hambatan  yang menurunkan bahan kering dari biomassa. Kebanyakan para ahli fitokimia tidak tertarik kepada bahan kering melainkan metabolit sekunder. Dalam hal ini yang dimasukkan dalam kategori ‘stress’ adalah nutrien, cahaya, suhu, pengaruh bahan kimia tertentu, mikroba serta penggarapan genetik.

Pengubahan metabolit dalam kultur sel tumbuhan dengan mengingat produksi metabolit sekunder dipertahankan dalam kondisi optimal dapat dicapai dengan  cara  memberikan  keadaan  ‘stress’  dalam  sistem  tersebut.  Periu diperhatikan  bahwa  keadaan  ‘stress’  yang  berlebihan  dapat  menghentikan produksi metabolit sekunder. Produksi metabolit sekunder dapat berlangsung lagi dengan pengubahan segi nutrien, hormonal, cahaya, suhu, atau teknik lain yang tidak dapat dlakukan terhadap tumbuhan asal.

Dengan cara penggarapan yang diteliti mengenai seleksi genetik dan faktor   lingkungan,   kemungkinan   akan   didapatkan   keadaan   yang   dapat meningkatkan  produksi  metabolit  sekunder  jauh  lebih  tinggi  dibandingkan dengan tumbuhan asal. Kadang-kadang senyawa baru yang tidak didapatkan dalam tumbuhan asal akan muncul didalam kultur sel (de novo synthesis).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh banyak peneliti temyata kadar metabolit sekunder dalam kultur sel lebih rendah daripada tumbuhan asal, hal ini sesuai dengan dinamika sel.

Selanjutnya akan diuraikan berbagai macam ‘stress’dan pengaruhnya terhadap produksi metabolit sekunder dalam kultur kalus atau kultur suspensi sel beberapa jenis tumbuhan yang diperoleh dari pustaka. Uraian ini tidak terlalu rinci karena terbatasnya sarana untuk memperoleh pustaka yang aseli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *