Metoda person centered map menekankan pada pergerakan manusia pada periode waktu tertentu, di mana teknik ini berkaitan dengan tidak hanya satu tempat atau lokasi, akan tetapi beberapa tempat/ lokasi. Pada place center mapping, peneiiti berhadapan dengan banyak manusia, sedangkan pada person centered mapping peneliti berhadapan dengan seseorang atau kelompok manusia yang khusus diamati.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan teknik person centered mapping adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis sampel person yang akan diamati (actor! penggunaan ruang secara individu)
b. Menentukan waktu pengamatan (pagi, slang, malam)
c. Mengamati aktifitas yang dilakukan dari masing-masing sampel person
d. Mencatat aktifitas sampel person yang diamati dalam matriks/ tabel
e. Membuat slur sirkulasi sampel person di area yang diamati di peta untuk mengetahui dari mana dan ke mana orang pergi dengan mengidentifikasi arah lintasan pergerakannya
Gambar dibawah ini menunjukkan lintasan pergerakan pengunjung di sebuah ruang pameran lukisan. Pola lintasan yang ada merupakan fenomena perilaku pengunjung yang kemudian dapat dianalisis berdasarkan polanya. Pertanyaan yang didasarkan pada seperti apa dan mengapa pola lintasan tersebut terjadi merupakan hal yang perlu diketahui alasan yang mendasarinya.
Dalam konteks ruang pameran hal-hal yang dapat dijadikan dasar analisis adalah seting materi pameran dan seting pencahayaan (alami atau buatan) lukisan. Metoda person centered map ini perlu didukung oleh teori tentang teritori, persepsi, kognisi dan hal-hal lain terkait dengan masalah visual.
Gambar : Alur lintasan sirkulasi manusia di dalam ruang pameran lukisan yang dikategorisasi menurut pola pergerakannya dengan menggunakan metoda person centered map
Gambar : Alur lintasan sirkulasi manusia di ruang penggal jalan pusat kota yang digambarkan dengan menggunakan metoda person centered map (Morfosa,2002)