Pengaruh lingkungan terbangun terhadap ekologi dari waktu ke waktu semakin meningkat akibat meningkatnya kegiatan manusia dalam memodifikasi ekosistem. Lingkungan terbangun yang paling mengkonsumsi sumberdaya bumi terbesar untuk keberadaannya adalah lingkungan kota serta industri, dan keduanya juga menyumbang hasil-hasil produk ke dalam biosfer.
Seperti sebuah organisma hidup, sistem kehidupan ligkungan terbangun mensyaratkan adanya masukan yang konstan dan menghasilkan keluaran yang konstan pula. Dengan konsep ekosistem, rancangan dari lingkungan kota dapat dilihat sebagai bentuk pengelolaan energi dan sumberdaya lainnya. Dengan cara ini. elemen-elemen fisik lingkungan kota dapat dikenali sebagai lingkungan biotik dan abiotik, dan dengan penghitungan, dapat diketahui sumberdaya yang dibutuhkan pada masing-masing elemen.
Dalam pendekatan ekologi, setiap bangunan yang ada hanya mewakili satu bagian kecil dari aliran energi, yang mana manusia memakai sejumlah energi untuk membangun dan mengoperasikan bangunan, dan pada akhir usia bangunan, bahanbahan bangunannya dibongkar, dibuang atau dipakai ulang. Jadi, apabila dilihat secara keseluruhan, setiap sistem perancangan dan setiap elemen dari sistem hanya mewakli satu bagian dari perubahan biosfer yang menerus serta siklus energi dan material sumberdaya.
Gambar Lingkungan terbangun sebagai bagian dari aliran energi dan material menunjukkan lingkungan terbangun sebagai bagian dari aliran energi dan material.
Pada pengambilan dan pemrosesan material dan sumberdaya energi untuk lingkungan terbangun pasti menghasilkan perubahan-perubahan dalam ekosistem. Pada pengambilan bahan baku, proses produksi dan proses konsumsi akan dihasilkan residu atau limbah, yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitamya.
Bahkan struktur fisik terbangun pun dapat menjadi limbah bagi lingkungannya. Untuk itu para perancang dan perencana kota harus memberi perhatian pada pemakaian energi dan sumberdaya alam lainnya yang sesuai dengan sistem rancangan, sebab setiap pemakaian sumberdaya dalam lingkungan terbangun akan memberi dampak kepada ekosistem, dan juga penurunan sumberdaya tersebut. Dalam pendekatan ekologi untuk perancangan, energi dan sumberdaya alam dipahami tidak hanya pada pemakaian dalam sistem perancangan, tetapi juga dalam pengambilan, penyimpanan, penerapan, proses pemakaian, dan pembuangannya ke dalam biosfer.
Dalam pendekatan ekologi untuk perancangan, energi dan sumberdaya alam dipahami tidak hanya pada pemakaian dalam sistem perancangan, tetapi juga dalam pengambilannya, penyimpanannya, penerapannya, proses pemakaiannya, dan pembuangannya ke dalam biosfer.
Gambar Lingkungan terbangun sebagai bagian dari aliran energi dan material. (Yeang, 1995)

Referensi : Universitas Gadjah Mada