Lompat ke konten
Kategori Home » Farmasi » Fungsi Sitokin Dalam Ilmu Farmasi

Fungsi Sitokin Dalam Ilmu Farmasi

  • oleh

Pengetahuan  tentang  komponen  seluler  dan  molekuler  respon  imun terhadap mikroba penyebab infeksi dan, khususnya, peran yang dilakukan oleh sitokin dalam regulasi dan homeostasis sel hematopoitik, telah membuka wacana kita untuk mendapatkan bentuk baru pengobatan.

Beberapa sitokin telah dimanfaatkan sebagai agen terapetik untuk memodulasi respon imun dan secara seleksi mempromosi hematopoisis.

1. Mengembalikan Defisiensi seluler

Sitokin   telah   digunakan   untuk   mengobati   defisiensi   seluler   yang disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi, dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal  G-  atau  GM-CSF).  Pengobatan  dengan  faktor pertumbuhan hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi alarm keadaan garis penurunan sel hematopoitik.

2. Pengobatan Imunodefisiensi

Sitokin juga telah digunakan untuk mengobati penyakit imunodefisiensi, dengan meningkatkan aktivasi sel T. Beberapa sitokin telah digunakan dengan hasil klinik yang bervariasi, yaitu : EL-2, IFN-gamma, dan TNFalfa.

3. Pengobatan Kanker

Pasien penderita kanker juga dapat memanfaatkan sitokin dalam terapi tumor yang menggunakan sel LAK (lymphokine-activated killer). Dengan cara kultur, sel NK atau sel T sitotoksik dengan penambahan konsentrasi tinggi IL-2, menurunkan sel efektor dengan aktivitas anti-tumor yang potensial.  telah  dicoba  penggunaan  antibodi  untuk  menetralkan  aktivitas sitokin pada pengobatan kanker tertentu. Hal yang mudah dicapai dengan leukemia sel, memberikan semangat untuk mencoba dengan antibodi native maupun antibodi yang dikonjugasi dengan toxin. Pada satu subset leukemia, leukemia sel T pada orang dewasa, antibodi terhadap DL-2R rantai   alfa (anti-CD25,   juga   dikenal   sebagai   anti-Tac),   telah memperlihatkan induksi respon terapeutik pada pasien yang ketiga yang diberi pengobatan.

4.Pengobatan Penyakit Inflamatori Kronis

Ada bukti bahwa beberapa tanda dan simtom rematoid artritis dapat dikontrol   secara   biologik (analog   antibodi   atau   reseptor)   yang menetralkan aktivitas sitokin proinflamatori, seperti TNF-alfa. Antagonis sitokin DL-IRa juga berguna dalam pengobatan respon inflamatori kronis dengan mencegah aktivasi sel T helper. Hal yang sama, untuk klon bentuk larut reseptor IL-1, telah memperlihatkan aksinya sebagai inhibitor sitokin untuk menghambat aktivasi sel T helper.

5. Pengobatan Pasien Transplan

Antibodi   telah   digunakan   secara   luas   untuk   investigasi   dalam transplantasi  organ,  baik  sebagai  profilaksis  maupun  terapetik  untuk membalikkan   penolakan.   Terapi   dengan   anti-IL-2R (CD25),   telah digunakan sebagai bagian regimen terapi imunosupresif untuk pasien dengan   transplan   ginjal.   Telah   pula   dilakuakn   pada   hewan   uji, kemungkinan penggunaan IL-1R dan IL-IRa untuk menghambat aktivasi sel T helper dalam merespon aloantigen.

6. Pengobatan Alergi

Sifat  fiingsional  sel  Th2,  dan  khususnya  peran  sitokin  spesifik  yang diproduksinya (misalnya EL-4, IL-13) dalam produksi IgE, memberi kesan, bahwa terapi dengan sitokin tersebut atau reseptomya, merupakan hal yang efektif untuk pengobatan alergi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *