Lompat ke konten
Kategori Home » Pendidikan » Defenisi dan Teori Umum Belajar

Defenisi dan Teori Umum Belajar

  • oleh

Talcott Parsons (1960) yang mula-mula mengusulkan tiga level struktur berbeda dalam organisasi teknis, manajerial, dan institusional. Level teknis atau “inti teknis” adalah sistem dari aktivitas organisasi di mana “hasil” aktual dari organisasi itu dihasilkan dan di sekolah ditunjukkan dengan mengajar dan belajar di kelas. Sistem manajerial, level berikutnya, adalah bertanggung jawab untuk pengadministrasian pekerjaan internal secara organisasi dalam istilah konteks sosial yang lebih luas.

Dalam kasus sekolah, dewan pengurus pendidikan merupakan mekanisme formal utama dari level institusional dan fungsinya adalah untuk melegitimasi aktivitas sekolah terhadap komunitas yang lebih luas. Parsons (1960) menganggap penting ada perubahan kualitatif dalam relasi hubungan- otoritas pada masing-masing hal di mana level itu datang bersamaan. Namun, level manajerial merupakan fokus utama dari buku ini pada administrasi, level lainnya juga penting karena mereka menentukan hal-hal kritis artikulasi antara sekolah dan klien – siswanya dan sekolah dan klien-warganya.

Sehingga level institusional menggambarkan atensi terhadap ketidakleluasaan organisasi dari lingkungan, di bawah skor level teknis signifikansi mengajar dan belajar dalam pengambilan keputusan administratif. Dalam kasus sekolah fungsi teknis adalah proses mengajar dan belajar, hati dan jiwa dari organisasi pendidikan. Kita lalai dalam analisis sekolah sebagai suatu sistem sosial jika kita tidak menguji inti teknis dari sekolah—proses mengajar- belajar—karena ini banyak menentukan keputusan administratif yang  harus dibuat (Rowan, 1998; Rowan, Raudenbush, dan Cheong, 1993).

Apabila kita mendengar kata belajar, banyak dari kita berpikir sendiri di sekolah melakukan studi untuk suatu ujian atau belajar bagaimana untuk menyetir mobil atau belajar suatu lagu baru atau menguasai suatu program komputer baru. Kita belajar subjek, keterampilan, dan perilaku tepat untuk sejumlah situasi sosial. Belajar secara jelas tidak terbatas untuk sekolah, namun masih dalam analisis akhir bahwa apakah sekolah yang terpenting. Apa belajar itu? Dalam suatu pengertian luas, belajar “terjadi apabila pengalaman menghasilkan suatu perubahan stabil dalam pengetahuan atau perilaku seseorang.” Perubahan dapat disengaja atau tidak, tetapi untuk memenuhi syarat sebagai belajar „perubahan harus terjadi karena pengalaman seperti interaksi individu dengan lingkungannya.‟   Singkatnya,   perubahan   dapat   mendewasakan   seperti   tinggi pertumbuhan atau menerima botak adalah bukan contoh dari belajar. Dengan cara yang sama, perubahan sementara namun dengan keadaan sakit, kelelahan, atau kehilangan fisik hidup-singkat adalah bukan bagian dari belajar, tetapi tentu, orang melakukan belajar bagaimana untuk meniru terhadap masalah.

Definisi belajar menyatakan bahwa “ada suatu perubahan dalam pengetahuan atau perilaku seseorang.” Namun, banyak pakar pada belajar dapat sepakat dengan proposisi umum ini, beberapa cenderung untuk menekankan perilaku dan pengetahuan. Posisi kita adalah bahwa belajar adalah suatu proses kognitif kompleks dan tidak ada satu penjelasan terbaik dari belajar. Kenyataannya, teori belajar berbeda kurang atau lebih menyumbangkan penjelasan berguna bergantung pada apa yang dijelaskan. Di sini ditekankan tiga teori belajar umum, masing-masing dengan suatu fokus berbeda:

Hoy dan Miskel (2001) menekankan tiga teori belajar umum, masing- masing dengan suatu fokus berbeda sebagai berikut:

  • Teori belajar behavioral menekankan perubahan yang dapat diobservasi dalam perilaku, keterampilan, dan kebiasaan.
  • Teori belajar kognitif tidak dapat diskor seperti aktivitas mental internal (seperti berpikir, mengingat, mengembangkan, dan pemecahan masalah).
  • Teori belajar konstruktivis interes dalam bagaimana individu memaknai peristiwa-peristiwa dan aktivitas-aktivitas; karena belajar dilihat sebagai konstruksi pengetahuan.

Aplikasi dari perspektif teoretis ini memiliki implikasi berbeda untuk mengajar. Jadi, diskusi belajar juga dapat menentukan suatu analisis mengajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *