Tingkat/derajad kerusakan/kerugian oleh serangan hama terhadap tegakan hutan tidak dipengaruhi oleh besarnya ukuran fisik tubuh serangga, tetapi berhubungan langsung dengan tingkat/kepadatan populasi hama dan kerentanan tanaman terhadap hama.
Oleh karena itu tindakan suatu pengendalian serangga/hama hutan pada dasarnya adalah suatu tindakan untuk mengatur populasi serangga/hama agar tidak menimbulkan kerusakan yang mempunyai arti ekonomis. Caranya ialah dengan mempertahankan atau rnencegah naiknya populasi serangga agar selalu berada dalam kepadatan tertentu sehingga kerusakan yang ditimbulkan tidak mempunyai arti secara ekonornis.
Sesuai dengan tujuan pengendalian, maka pelaksanaannya dilakukan tidak untuk memusnahkan cuatu harna tetapi ditujukan hanya untuk menekan populasi serangga hama tersebut. Tindakan pemusnahan suatu hama di samping sangat besar biayanya dan sulit pelaksanaannya juga akan menimbulkan gangguan terhadap keseimbangan alam yang dapat berakibat munculnya bahaya lain yang mungkin Iebih besar.
Namun demikian untuk harna baru yang masuk dan daerah lain atau negara lain tindakan pemusnahan dapat dilakukan sebab tidak akan mengganggu keseimbangan alam yang telah ada.
Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam suatu ekosistem akan terjadi interaksi antara serangga (hama) dengan faktor-faktor biotis maupun abiotis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Serangga di planet bumi ini memperlihatkan dominasi, baik dalam jumlah speciesnya maupun dalam ukuran atau kepadatan populasinya. Sebagian dari serangga tersebut dapat bertindak sebagai hama tanaman (musuh manusia) dan sebagian justru bertindak sebagai serangga berguna maupun bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai predator maupun parasit serangga hama tertentu.
Oleh karena itu kehadiran serangga dalam suatu ekosistem dan sekecil apapun peranannya akan menjadi penting dalam menjaga kestabilan ekosistern tersebut. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas maka filosofi dalam pengendalian serangga hama adalah hidup berdampingan tetapi tidak saling merugikan.
Sedangkan konsep dalam pengendalian serangga adalah
1. Melindungi tanaman dan serangan serangga hama dan
2. Mengatur atau mengelola serangga hama sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Melakukan suatu tindakan pengendalian hama haruslah selalu didasarkan pada pertimbangan (evaluasi ) terhadap berbagai aspek, antara lain
1. Ekonomis.
Biaya untuk melakukan pemberantasan atau pencegahan haruslah Lebih kecil daripada nilai kerusakan yang akan diselamatkan, ditimbulkan atau yang akan ditimbulkan oleh serangga hama, baik nilai Iangsung dan hutan (misalnya jenis pohon, jauh dekatnya dengan konsumen, luas areal hutan, umur tegakan dan lain-lain) maupun nilai tidak langsung (misalnya akibat di hari depan, estetika, fungsi lindung hutan dan lainnya).
2. Biologis.
Bersamaan dengan pertimbangan mengenai biaya haruslah diperhatikan pula pertimbangan biologis, yaitu pada stadium apa dan kapan kepadatan populasi serangga hama dikendalikan sehingga hasilnya sangat memuaskan.
3. Pertimbangan teknis.
Bahwa cara pengendalian hama menggunakan teknik yang sederhana. mudah, murah dan efektif.
4. Ekologi lingkungan.
Bahwa dalam pelaksanaan pengendalian tidak mengganggu stabilitas Iingkungan dan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan