1.Situasi : Istri anda datang dari kantor dan sepanjang waktu makan malam berceritatentang persaingan dan politik kantor.
Respons : “Setiap malam pekan ini kita menghabiskan waktu makan malam kita dengan berbicara tentang konflik-konflik pribadi di kantormu. Saya senang kita bisa ngobrol, tapi saya merasa jenuh dengan, menurut saya kepicikan, dari orang- orang di kantormu itu. Saya ingin sekali kita ngobrol tentang berita-berita actual, pekerjaan saya, rencana rumah kita, atau bagaimana kita akan mengisi waktu luang kita”.
Respons buruk : Seorang non asertif akan menahan kemarahannya dan tidak berkata apa pun, atau berpoura-pura tertarik dengan pembicaraan istrinya.
Seorang yang agresif mungkin saja menggebrak meja, mengejek nama teman kantor istrinya, dan berkata bahwa istrinya itu sangat membosankan.
2. Situasi :Suami anda tampak sangat memperhatikan wanita lain yang menarik.
Respons : “Biasanya kamu sangat lembut tentang hal ini, tapi sekarang kamu tampak sangat berlebihan mengamati wanita itu. Saya merasa tersinggung karena kamu tidak mempertimbangkan perasaan saya. Kalau kamu mau memperbaiki, tentu saya akan merasa lebih baik, dan saya pikir akan meningkatkan rasa saling percaya dan kedekatan kita”.
Respons buruk : Pura-pura tidak memperhatikan kelakuan suaminya, diam sambil memendam rasa sakit hati. (Non asertif).
Mengatakan suaminya sebagai sex-maniak dan tidak mau berhubungan dengan suaminya. (agresif)
3.Situasi : Seorang kawan berulang-ulang membuat janji pada anda dan membatalkan janjinya itu pada saat-saat terakhir.
Respons : “Saat kamu membuat janji dengan saya, lalu di menit-menit terakhir membatalkannya, bahkan hal ini terjadi sampai tiga kali, saya merasa benar- benar kecewa karena saya tidak punya kesempatan untuk membuat janji dengan orang lain. Akhirnya saya berpikir bahwa kamu memang tidak bersungguh-sungguh untuk menepati janji pada saya. Lain kali, saya harap kamu memberitahu saya, paling tidak satu jam sebelumnya, bila kamu tidak bisa memenuhi janjimu. Bisa tidak?”
Respons buruk : Membiarkan hal itu terjadi karena kuatir sang teman jadi marah. (Non asertif).
Bercerita kepada orang lain bahwa teman tadi sangat menyebalkan dan sangat mengherankan bila ada orang lain yang mau berteman dengannya.