Lompat ke konten
Kategori Home » Farmasi » BIOANALISIS SECARA FISIKA DAN KIMIAWI

BIOANALISIS SECARA FISIKA DAN KIMIAWI

  • oleh

Sampel-sampel biologos dari suatu uji harus segera mendapatkan penanganan yang tepat supaya diperoleh hasil yang baik dan valid. Apabila penanganan sampel terlambat atau tidak tepat, kemungkinan besar sampel akan mengalami kerusakan atau perubahan yang tentunya akan mempengaruhi hasil analisanya atau penetapan kadarnya.  Bila hal  ini  terjadi  tentu  saja akan  berakibat fatal, karena  jelas  akan mempengaruhi hasil evaluasi yang mana kesimpulan yang diambil akan dijadikan dasar  pijakan  untuk  membuat  kebijakan. 

Sebagai  contoh  penetapan  kadar  obat jantung dalam darah seorang pasien untuk suatu uji farmakokinetika. Dari uji ini akan diperoleh kadar obat dalam darah pada berbagai waktu, kemudian akan dihitung harga parameter-parameter  farmakokinetika  obat  tersebut. 

Selanjutnya  akan  dievaluasi berdasarkan harga parameter farmakokinetika yang dipero!eh apakah penlu dilkukan perubahan dosis untuk si pasien. Apabila terjadi kesalahan dalam penetapan kadar obat tentunya akan terjadi kesalahan pula dalam pengambilan keputusan tersebut, hal mana akan sangat menentukan kelangsungan hidup jiwa pasien karena penetapan dosis yang salah bisa mengakibatkan kematian pasien.

Penanganan sampel awal seharusnya memenuhi cara penanganan sampel yang baik, sehingga diharapkan dapat meminimalkan kesalahan. Penanganan ini meliputi saat pengumpulan atau pengambilan,penyimpanan dan pengangkutan sampel serta pengembangan  metode  analisis  yang  sesuai.  Sebagai  contoh  metriphonate  dan dichiorvos dalam sampel darah dapat mengalami kerusakan yang cepat, hal ini bisa dicegah lewat pengasaman langsung dengan penambahan asam phosphor.

Terjadinya dekomposisi diamorphine dalam plasma juga harus menjadi perhatian. Obat ini juga akan mengalami deasetilasi dalam larutan basa membentuk 6-monoacetilmorphine dan   selanjutnya   membentuk   morphine.   Untuk   mencegah   degradasi   tersebut disarankan  agar  sampel  disimpan  pada  suhu 4°C,  pembekuan  sampel  plasma sesegera  mungkin  dan  esktraksi  cair-cair  untuk  mencegah  kesalahan  analisis selanjutnya dalam studi pharmakokinetik heroin.

Penanganan awal sampel-sampel biologis

  • Denaturasi protein

Obat dalam sampel biologis berada bersama-sama dengan senyawa lain terutama protein, karena obatakan berikatan dengan protein plasma untuk didmstribusikan, sehingga harus dilakukan pemisahan. Proses pemisahan bisa dilakukan dengan cara denaturasi protein, bisa dengan penambahan asam, misalnya TCA 10% (trichloro acetic acid)atau dengan pemanasan pada suhu tertentu.  Perlu  diperhatikan  adalah  pengaruh  bahan  yang  digunakan  atau pemanasan terhadap obatnya, karena bisa mengakibatkan perubahan struktur kimia atau kerusakan. Jadi  harus dipifih  bahan  yang cocok atau metode denaturasi yang sesuai.

Denaturasi protein bisa dilakukan dengan mengatur pH medium, misalnya menggunakan asetonitril. Setelah plasma dicampur dengan asetonitril dengan volume yang sebanding, larutan dijenuhkan dengan sodium bisulfate atau sodium kiorida, maka protein akan mengendap dan obat terpisah berada dalam fase atas. Bisa juga dilakukan dengan enzim proteolitik yang sesuai. Misalnya enzim subtilisin bisa mendenaturasi protein plasma dengan baik.

  • Ekstraksi pelarut untuk senyawa hidrofobik

Senyawa hidrofobik merupakan senyawa tidak suka air, sehingga harus dipertimbangkan  bagaimana  sifat  senyawa  pengekstraksi,  apakah  berupa pelarut organic atau anorganik. Apalagi jika pelarut yang digunakan untuk ekstraksi lebih dan satu, maka harus dipilih kombinasi yang tepat sehingga dihasilkan komposisi pelarut yang dapat mengekatraksi secara efektif dan efisien. Artinya jumlah pelarut sesedikit mungkin, tetapi dapat menghasilkan senyawa terekstraksi sebanyak mungkin.

  • Liofillsasi

Kestabilan senyawa kimia sangat dipengaruhi oleh sifat fisikakimianya, apalagi   jika   berada   dalam   sampel   biologis,   oleh   sebab   itu   diperlukan penanganan tepat agar tidak terjadi kerusakan. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan liofilisasi (pembekuan), yaitu dengan menyimpan sampel pada suhu dibawah 0 °C lazimnya -20 °C , -70 °C atau dalam nitrogen cair. Suhu yang dipilih biasanya tergantung jenis sampel dan lama penyimpanan yang diinginkan.

  • Hidrolisis konjugat

Hidrolisis konjugat diperlukan bila senyawa yang akan kita analisis dalam bentuk terkonjugasi dengan senyawa lain. Macam senyawa penghidrolisis bisa berupa enzim atau senyawa kimia biasa, hal ini sangat tergantung pada jenis ikatan konjugasi dan proses pembentukannya.

  • Derivatisasi kimia sebagai pendahuluan ekstraksi

Proses derivatisasi diperlukan jika senyawa sulit untuk diisolasi, tetapi akan lebih mudah bila berada dalam bentuk derivatnya. Untuk memebntuk derivatnya tentu diperlukan suatu senyawa spesifik yang harus ditambahkan sehingga bereaksi dan dapat mengubah struktur kimia senyawa awal menjadi derivatnya.  Pemilihan  senyawa  apa  yang  harus  ditambahkan  dan  kondisi bagaimana yang harus dipenuhi, tentunya diperlukan pengetahuan khusus dan juga pengalaman untuk mengerjakanya. Harus pula diketahui proses reaksi dan mekanismenya, sehingga tidak keliru membentuk senyawa lain.

Prosedur ekstraksi dan prinsip pengukuran untuk obat dan metabolitnya

1.  Ekstraksi padat-cair dan cair-cair

2.  Metode kromatografi, spektroskopi dan radiokimia dalam bioanalisis kualitatif dan kuantitatif (review)

3.  Aplikasi untuk sampel biologis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *