Belajar tuntas berdasarkan pada asumsi bahwa memberikan cukup waktu dan pengajaran langsung, sebagian besar siswa dapat menuntaskan setiap sasaran belajar (Bloom, 1968; Guskey dan Gates, 1987). Untuk menggunakan pendekatan tuntas, seorang guru harus merinci apa yang dipelajari ke dalam unit-unit kecil studi. Masing-masing unit meliputi menuntaskan berbagai sasaran khusus. “Tuntas” biasanya bermakna suatu skor dari 80 sampai 90 persen pada beberapa jenis asesmen.
Guru memberitahukan siswa sasaran-sasaran dan kriteria keberhasilan untuk masing-masing sasaran. Siswa yang tidak mencapai level tuntas minimum atau yang mencapai level tuntas minimum ini tetapi ingin untuk memperbaiki kinerja mereka (sehingga memunculkan penilaian mereka) dapat mengulang unit itu. Apabila mereka berpikir, mereka membaca, mereka mengambil bentuk lain dari tes unit itu. Tantangan dalam belajar tuntas adalah untuk menentukan bantuan yang tepat untuk siswa yang tidak mencapai keberhasilan saat pertama.
Belajar tuntas sangat berguna apabila fokus pengajaran pada konsep kunci atau keterampilan yang membantu sebagai suatu fondasi untuk belajar selanjutnya. Dalam matematika, misalnya, beberapa siswa yang gagal lebih jauh dan lebih jauh ke belakang jika mereka beralih pada prosedur yang lebih kompleks sebelum mereka menuntaskan salah satu prosedur dasarnya.
Jika mereka tidak mengerti pecahan, dengan waktu yang mereka sampai pada pembagian pecahan, mereka akan gagal. Belajar tuntas berhasil apabla siswa memperoleh waktu tambahan dan dukungan—secara khusus menyiapkan pengajaran di luar kelas atau di dalam kelas dari tutor sebaya atau anggota kelompok belajar kooperatif (Kulik, Kulik, dan Bangert-Drowns, 1990; Shuell, 1996).
Dalam praktik, belajar tuntas tidak menghilangkan perbedaan prestasi di antara siswa, sehinga beberapa pendukung diharapkan. Membiarkan bekerja pada langkah mereka sendiri, beberapa siswa dapat belajar lebih banyak dan membiarkan suatu unit dengan mengerti sangat baik daripada yang lain.
Beberapa dapat bekerja sangat keras untuk mengambil keuntungan dari kesempatan belajar itu, tetapi yang lain dapat kecewa daripada didorong oleh kesempatan untuk kembali (Grabe dan Latta, 1981). Ada pendekatan perilaku lain yang lebih terpusat pada guru (teacher-centered) daripada belajar tuntas. Pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan seperti itu; ini bekerja baik apabila sasaran-sasaan dan cara-cara kecil (path) kepada keberhasilan adalah jelas.