Lompat ke konten
Kategori Home » Ilmu Psikologi » Apa itu Prasangka Sosial

Apa itu Prasangka Sosial

  • oleh

Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000) pengertian prasangka dibatasi sebagai sifat negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap suatu kelompok dan individu anggotanya. Prasangka atau prejudicemerupakan perilaku negatif yang mengarahkan kelompok pada individualis berdasarkan pada keterbatasan atau kesalahan  informasi  tentang  kelompok.  Prasangka  juga  dapat  didefinisikan sebagai  sesuatu  yang  bersifat  emosional,  yang  akan  mudah  sekali  menjadi motivator munculnya ledakan sosial.

Menurut  Mar’at (1981),  prasangka  sosial  adalah  dugaan-dugaan  yang memiliki  nilai  positif  atau  negatif,  tetapi  biasanya  lebih  bersifat  negatif. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin (1993), prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu.

Menurut David O. Sears dan kawan-kawan (1991), prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangka sosial ditujukan pada orang  atau  kelompok  orang  yang  berbeda  dengannya  atau  kelompoknya. Prasangka  sosial  memiliki  kualitas  suka  dan  tidak  suka  pada  obyek  yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang yang berprasangka tersebut.

Selanjutnya  Kartono, (1981)  menguraikan  bahwa  prasangka  merupakan penilaian yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi tindakan yang menyederhanakan suatu realitas.

Prasangka sosial menurut Papalia dan Sally, (1985) adalah sikap negatif yang ditujukan pada orang lain yang berbeda dengan kelompoknya tanpa adanya alasan yang  mendasar  pada  pribadi  orang  tersebut.  Lebih  lanjut  diuraikan  bahwa prasangka sosial berasal dari adanya persaingan yang secara berlebihan antar individu  atau  kelompok.  Selain  itu  proses   belajar  juga  berperan  dalam pembentukan  prasangka  sosial  dan  kesemuanya  ini  akan  terintegrasi  dalam kepribadian seseorang.

Allport, (dalam   Zanden, 1984)   menguraikan   bahwa   prasangka   sosial merupakan suatu sikap yang membenci kelompok lain tanpa adanya alasan yang objektif  untuk  membenci  kelompok  tersebut.  Selanjutnya  Kossen, (1986) menguraikan  bahwa  prasangka  sosial  merupakan  gejala  yang  interen  yang meminta tindakan prahukum, atau membuat keputusan-keputusan berdasarkan bukti yang tidak cukup. Dengan demikian bila seseorang berupaya memahami orang lain dengan baik maka tindakan prasangka sosial tidak perlu terjadi. Menurut Sears individu yang berprasangka pada umumnya memiliki sedikit pengalaman pribadi dengan kelompok yang diprasangkai. Prasangka cenderung tidak didasarkan pada fakta-fakta objektif, tetapi didasarkan pada fakta-fakta yang minim yang diinterpretasi secara subjektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *